Di Wonosobo telah lahir banyak sekali pembatik, salah satunya adalah Dieng Kalingga. Bila dilihat dari motif dan pewarnaannya, termasuk dalam jenis batik kontemporer.
Founder Batik Dieng Kalingga Desi Kristiana telah menggeluti dunia batik sejak 2016, bermula saat dia mengikuti pelatihan membatik dari Disdagkop UMKM. Lalu ia mencoba membuat sendiri di rumah, kemudian bergabung di salah satu rumah batik selama kurang lebih hampir tiga tahun.
Dieng Kalingga merupakan batik tulis kontemporer. Hal ini kentara sekali dari pewarnaan yang cerah seperti pink, biru, merah, ungu. Menurut Desi, dia memilih pewarnaan cerah sebab ingin menyasar usia sedini mungkin. Motifnya pun, Dieng Kalingga lebih cenderung pada budaya khas Wonosobo, seperti lengger punjen dan bundengan.
Desi menambahkan untuk membuat batik dengan motif simpel butuh waktu tiga hari dari mulai menggambar motif, menyanting, mengunci warna, perebusan hingga dijemur. Dalam selembar kain batik jadi dijual dengan harga Rp250 ribu.
Produknya dipasarkan melalui instagram, selain itu ia rajin ikut pelatihan yang biasanya membawa karya terbaiknya. Sehingga orang semakin mengenal produknya, terbukti Batik Dieng Kalingga pernah menerima pesanan masker dari salah satu kementerian pusat sebanyak 450. Tak jarang juga ia menerima pesanan seragam dengan jumlah yang cukup banyak, hingga 100 lembar kain. (PLG)