Desa Banyukembar, Kecamatan Watumalang, berhasil masuk 10 besar nasional Desa Digital 2025 berkat terobosan digital dalam pelayanan publik dan ekonomi warga. Meski berada di wilayah perbukitan dengan jarak antar dusun berjauhan, desa ini mampu menghadirkan transformasi digital menyeluruh yang memudahkan kehidupan warganya.
Transformasi digital ini tidak berlangsung instan. Sebelumnya Desa Banyukembar dinyatakan masuk 15 besar dalam Seleksi Lomba Desa Digital Tingkat Nasional Tahun 2025. Kemudian tim dari Kemendes PDT melakukan verifikasi lapangan. Setelah menjalankan tahapan presentasi secara daring di Aula Diskominfo pada Kamis 10 Juli 2025, kini Banyukembar menunggu hasil untuk bisa melaju ke enam besar.
Kepala Desa Banyukembar, Muslihatun menjelaskan, digitalisasi mulai dilakukan sejak 2023 melalui sistem OpenSID yang memungkinkan layanan administrasi dilakukan secara daring. Kini, 70 persen rumah warga telah terhubung dengan jaringan internet desa, dan layanan seperti surat domisili hingga akta kelahiran dapat diakses dari rumah. Muslihatun menyebut transformasi ini penting mengingat banyak warganya adalah perantau yang membutuhkan layanan cepat dan efisien.
Di sektor ekonomi, Sekretaris Desa, Andi Muhsin mengungkapkan, desa telah meluncurkan platform Lapak Desa untuk memasarkan produk UMKM seperti kopi lokal, keripik, dan kerajinan tangan. Selain itu, Posyandu Digital dan perpustakaan berbasis daring juga hadir untuk mendukung layanan kesehatan dan pendidikan. Ia menyebut kemajuan ini didukung oleh kader digital yang membantu masyarakat, terutama lansia dan warga belum melek teknologi.
Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos PMD) Kabupaten Wonosobo, Harti, memberikan apresiasi dan dukungan penuh atas capaian ini. Menurutnya, hal ini adalah wujud nyata kolaborasi dan inovasi bisa lahir dari desa-desa di pelosok sekalipun.
Pemerintah Kabupaten Wonosobo berharap prestasi Desa Banyukembar menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya untuk terus bergerak maju dalam pembangunan berbasis digital. Semangat gotong royong, kolaborasi, dan inovasi menjadi kunci utama dalam membangun desa yang inklusif, modern, dan berdaya saing.