Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo melakukan pemantauan keamanan pangan selama bulan Ramadan untuk memastikan makanan yang dijual di Bazar Ramadan aman dikonsumsi. Setiap tahunnya, bazar ini menjadi pusat kegiatan kuliner warga, sehingga pengawasan terhadap makanan yang dijual menjadi prioritas.
Pada Senin, 10 Maret 2025, tim Dinas Kesehatan melakukan operasi pasar dengan mengambil sampel dari berbagai lokasi. Tahun ini, pemantauan diperluas hingga ke 15 kecamatan, dengan minimal lima sampel di setiap kecamatan. Sampel tersebut diuji untuk mendeteksi keberadaan bahan berbahaya seperti boraks, formalin, pewarna tekstil (rhodamin B dan metanil yellow), serta zat tambahan lain yang dilarang.
Koordinator Farmasi Makanan Minuman Dinkes Wonosobo, Sutriatmoko menyampaikan, hasil pengujian untuk pujasera menunjukkan kabar baik. Dari total 110 sampel yang diuji, semuanya dinyatakan aman dan tidak mengandung bahan berbahaya. Hal ini tentu menjadi angin segar bagi masyarakat, karena mereka bisa lebih yakin bahwa makanan takjil yang dijual di Kabupaten Wonosobo aman untuk dikonsumsi.
Dalam proses pengambilan sampel, petugas memperhatikan berbagai indikator, seperti warna mencurigakan, makanan dengan tekstur yang tidak wajar, seperti terlalu kenyal atau tampak terlalu awet, juga menjadi perhatian khusus untuk diuji lebih lanjut.
Pengujian ini dilakukan bekerja sama dengan tim Laboratorium Kesehatan Daerah serta tenaga ahli kesehatan lingkungan dari puskesmas di masing-masing kecamatan. Selain itu, selama Ramadan, pengawasan juga dilakukan di lima pasar utama, yaitu Pasar Kertek, Pasar Induk, Pasar Garung, Pasar Kepil dan Pasar Kaliwiro.
Dinas Kesehatan menegaskan bahwa jika nantinya ditemukan makanan yang mengandung bahan berbahaya, pihaknya akan segera melakukan tindakan lanjut, termasuk pembinaan terhadap pedagang setelah Lebaran. Jika ada produk yang terbukti mengandung zat berbahaya, produk tersebut akan ditarik dan diamankan. (FAZ)