Pembangungan dua embung baru di Kawasan Wisata Dieng diperkirakan akan rampung pada Desember, akhir tahun 2024 mendatang. Saat ini, pembangunan yang dimulai sejak bulan Mei telah mencapai 50 persen pengerjaan.
Embung dengan total luas 3,8 hektar ini berfungsi untuk mengatasi permasalahan drainase di Kawasan Dieng. Seperti diketahui, dalam waktu tertentu wilayah Dieng sering mengalami banjir. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Wonosobo, Nurudin Ardiyanto. Apalagi sebagai objek wisata, Dieng diharapkan bisa memberikan kenyamanan bagi para pelancong.
Tidak hanya permasalahan drainase, akan tetapi embung ini juga akan dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi masyarakat yang tinggal di wilayah sekitar embung. Menurut Adin, embung bisa mengaliri sebanyak 5 hektar lahan pertanian warga serta sebagai sumber air baku bagi dua desa.
Sebagai wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu, Pemerintah Kabupaten Wonosobo beserta seluruh masyarakat memiliki tanggung jawab untuk menjaga sumber daya air terutama sebagai daya dukung lingkungan. Maka dari itu, saat ini pihaknya beserta para ahli sedang merumuskan bagaimana pengelolaan yang akan diterapkan akan kebermanfaatan embung tersebut dapat dirasakan secara maksimal.
Perlu diketahui, terdapat 2 embung dalam satu kawasan dengan total luas sekitar 3.8 hektare. Satu kawasan yang 5.000 meter merupakan tanah Pemda. Kemudian 3.2 hektar adalah tanah Kementerian LHK yang merupakan kawasan hutan dengan pengelolaan khusus yang kemudian dikerjasamakan dengan Pemkab Wonosobo.
Lebih lanjut, saat menandatangani perjanjian kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah pada Selasa, 17 September 2024, Perwakilan BBWS Serayu OPAK, Vena Rahayu Suryaputra menyampaikan, sejauh ini proses pembangunan tidak mengalami kendala yang berarti. Ia juga berkomitmen mendukung pembangunan dengan tetap menjaga kelestarian kawasan hutan.
Lebih lanjut ia berharap, embung ini dapat bermanfaat untuk masyarakat baik untuk kebutuhan air minum, lahan pertanian, maupun sebagai kolan retensi untuk mengurangi banjir di wilayah Dieng.