Breaking News Pesona

FESTIVAL MESUSI BERAS DI GIYANTI SEBAGAI WUJUD SYUKUR DAN MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN


Saturday, Jul 13, 2024

Salah satu hal yang unik dari rangkaian kegiatan Rakanan Giyanti adalah Festival Mesusi Beras. Kegiatan ini diikuti oleh ratusan ibu-ibu warga Dusun Giyanti dengan melakukan tarian dengan gerakanan mesusi beras atau mencuci beras. 

Seperti halnya pada Sabtu, 13 Juli 2024, sekitar 250 ibu-ibu Dusun Giyanti dari 5 RT mengikuti festival ini. Mereka menggunakan paikan adat jawa dan membawa beras serta ceret yang berisi air. 

Budayawan Dusun Giyanti, Tatag Taufani Anwar menjelaskan festival ini dimulai dengan para ibu dengan membawa beras dan ceret, berangkat menari sampai jalan kampung. Di sana mereka bertemu dengan rombongan lain lalu mencuci atau mesusi beras secara bersamaan menggunakan air dari ceret yang telah dibawa. 

Nantinya hasil air cucian beras ini akan diperebutkan oleh masyarakat. Masyarakat mempercayai bahwa air dari hasil cucian beras membawa kesuburan. Selain diperebutkan, sisa air cucian juga akan dialirkan kembali ke saluran irigasi sawah. 

Tatag menyampaikan bahwa ritual ini memiliki arti wujud syukur dan apa yang diambil dari alam pemanfaatannya sebagian harus dikembalikan ke alam juga. Tentunya ritual ini juga memiliki manfaat terhadap kelestarian alam bagi lingkungan di Dusun Giyanti khususnya dan sekitarnya. 

Lebih lanjut Tatag menjelaskan, festival mesusi beras ini pertama dilakukan pada 2018 dan berlanjut sampai rakanan ke 269 tahun ini. Awal diadakannya yakni karena kepercayaan masyarakat terkait manfaat air pesusen (air bekas mencuci beras) berguna untuk meningakatkan kesuburan tanah. Kemudian pihaknya mencoba membuat fotmat kegiatan ini menjadi kolosal dan bisa dinikmati oleh banyak orang. 

Ia berharap kegiatan yang dilakukan dalam rangkaian Rakanan Giyanti dapat memberikan manfaat dan ikut melestarikan budaya di Kabupaten Wonosobo. (FAZ)


Dilihat : 2 kali.
© 2023 DISKOMINFO by Isa Maulana Tantra