Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Wonosobo mencapai 130 kasus pada awal tahun 2025. Melihat hal itu, Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (Dispaperkan) melakukan penyemprotan disinfektan pada hewan ternak di Pasar Hewan Wonolelo.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispaperkan Heri Prasetya saat ditemui di Pasar Hewan Wonolelo mengungkapkan jumlah hewan yang terjangkit PMK di Wonosobo meningkat dibanding tahun 2024 yaitu 140 kasus. Sedangkan tahun ini, hingga minggu kedua Januari mencapai 130 kasus dan menyerang pada hewan sapi.
Dikatakan Heri, kenaikan jumlah hewan yang terserang PMK ditengarai beberapa faktor. Di antaranya adanya perubahan musim, selain itu juga vaksinasi yang belum gencar lagi dilakukan setelah tahun 2022.
Maka dari itu, Heri mengatakan, Dispaperkan melakukan penyemprotan disinfektan rutin sejak pekan lalu. Sedangkan di Pasar Hewan Wonolelo sendiri dilakukan tepat pada hari pasarannya, yakni setiap Manis. Pihaknya juga membuka Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) sejak akhir tahun lalu. Pihaknya melakukan pelayanan dan pemeriksaan terkait hewan ternak yang sakit. Nantinya ia juga akan melakukan vaksinasi diawali dengan identifikasi hewan ternak yang sehat.
Sementara itu, beberapa pedagang sapi di pasar tersebut mengeluhkan penjualan yang menurun sejak merebaknya kasus PMK. Salah satunya adalah Yasir dari Kuripan, Watumalang. Ia mengaku penjualan sapi menurun hingga 70 persen. Harga jual yang semula bisa mencapai Rp18 juta, kini turun menjadi Rp14 juta. Ia berharap PMK bisa segera dicegah.