KUMANDHANGING KIDUNG ADI, KOLABORASI SENI BUNDENGAN

Rabu, 17 September 2025
Dilihat 2 kali

Acara Kumandhanging Kidung Adi menjadi ruang ekspresi sekaligus puncak dari sepuluh bulan rangkaian program Yayasan Ngesti Laras Wonosobo. Digelar di Gedung Sasana Adipura Kencana pada Senin 15 September 2025, acara ini menampilkan hasil karya seni tradisi bundengan, inovasi ecoprint bermotif bundengan, serta pertunjukan kolaboratif lintas generasi dan lintas seni.

Ketua Yayasan Ngesti Laras, Mulyani menjelaskan, Kumandhanging Kidung Adi bukan sekadar gelar karya, melainkan refleksi perjalanan pelatihan yang melibatkan seniman, pelajar, hingga masyarakat umum. Menurutnya, makna filosofis judul acara ini adalah agar nyanyian keindahan terus bergema, menghiasi hati, dan mewartakan kebaikan.

Pentas diisi beragam penampil, mulai dari penari tunarungu Dena Upakara dan Don Bosco, siswa SMPN 2 Selomerto, Sanggar Ciptaning, sendratari Ngesti Laras hingga Orkestra Bundengan. Pertunjukan semakin semarak dengan kehadiran maestro tari internasional Edgar Freire dari Ekuador, dan Didik Nini Towok yang berkolaborasi dengan Mulyani diiringi bundengan.

Menariknya, anak-anak tunarungu tampil dengan dukungan alat inovatif bernama Praghati yang dikembangkan Kementerian Kebudayaan. Alat ini berbentuk perangkat getaran yang membantu mereka mengikuti alur musik dan pergantian gerak tari tanpa bergantung pada kode, sehingga lebih percaya diri mengekspresikan diri di panggung.

Mulyani berharap, acara ini menjadi tonggak bagi pengembangan seni bundengan yang semakin inklusif dan terbuka untuk kolaborasi global. Program serupa akan terus diarahkan pada pelestarian sekaligus inovasi, agar tradisi Wonosobo dapat relevan dengan zaman dan menjangkau generasi yang lebih luas.