Guna memastikan penguatan pelaksanaan kegiatan intervensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting, Pemerintah Kabupaten Wonosobo kembali menggelar acara rembug stunting di Pendopo selatan pada Kamis, 2 Mei 2024.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, mengajak tim percepatan penurunan stunting untuk bekerja lebih keras dalam mencapai target yang ada.
Ia menilai kolaborasi tahun 2023 sudah bisa memberikan intervensi melalui program Sobo Hebat sedulur Selawase. Berdasarkan penimbangan bulan Februari 2024, menunjukkan angka stunting turun menjadi 15,26%, dimana tahun 2024 merupakan periode terakhir pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting, dengan target secara nasional 14%.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Wonosobo Dyah Retno Sulistiyowati menjelaskan, Rembuk Stunting kali ini menjadi sarana evaluasi kegiatan Stunting yang sudah dilakukan pada tahun 2023, dan merencanakan apa yang akan dilakukan di tahun 2024 dan 2025.
Menurut Dyah, Wonosobo cukup krusial, sehingga upaya preventif pencegahan harus terus digencarkan semaksimal mungkin. Jangan hanya terpaku pada angka, namun perlunya secara kolaboratif melakukan upaya dan usaha nyata dalam melakukan pencegahan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Wonosobo, Jaelan menambahkan salah satu tujuan kegiatan rembuk stunting adalah pemetaan program/kegiatan, cakupan dan prevalensi sebaran stunting. Hal ini, diperlukan dalam analisis dan menentuan lokasi prioritas penanganan stunting di masing-masing desa.
Menurutnya target penurunan stunting menjadi catatan penting dan sebagai dasar dalam rembuk ini, dengan harapan dapat menghasilkan strategi operasional yang bisa dilaksanakan bersama-sama.
Selaras dengan tema Rembuk Stunting kali ini, ”Generasi Emas untuk Wonosobo Zero New Stunting”, intervensi dilakukan dengan menyasar remaja putri. Hal ini, untuk memastikan semua remaja putri di Wonosobo bebas anemia, tidak menjadi ibu hamil yang kekurangan energi kronis ketika sudah menjadi pasangan usia subur, serta tidak menjadi ibu hamil diusia anak.
Ia mengajak hadirin untuk menggerakkan secara masif edukasi pencegahan stunting pada remaja putri, serta lakukan revitalisasi peran UKS untuk pencegahan stunting. Peran pemuka agama sangatlah strategis dan potensial dalam pencegahan stunting. Perhatian kepada ibu hamil yang harus dilaksanakan oleh berbagai pihak. (FAZ)