Penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Sapen stabil, usai mencuatnya skandal korupsi di PT Pertamina (Persero).
Supervisor SPBU Sapen, Ade Samudra, menyampaikan bahwa tidak ada penurunan signifikan dalam penjualan bahan bakar meskipun masyarakat banyak bertanya tentang kondisi Pertamax. Ade mengatakan, penjualan juga terbilang stabil di angka 5-6 ton per hari.
Menurutnya, konsumen masih membeli BBM seperti biasa, meskipun pihaknya dibanjiri banyak pertanyaan dari masyarakat, mengenai kualitas Pertamax yang dijual. Ia menegaskan bahwa SPBU hanya menerima pasokan BBM untuk dibongkar dan dijual.
Kualitas BBM yang diterima hanya bisa dicek dari densitasnya. Apabila tidak sesuai, maka akan dikembalikan ke demplotnya. Namun, untuk kadar RON, ia tidak bisa memastikan secara langsung.
Sementara itu, pengguna Pertamax di SPBU Sapen juga terbilang cukup banyak, yakni sekitar 30-40 persen dari total konsumen. Menurut Ade, hal ini dikarenakan tipikal masyarakat perkotaan yang tidak suka mengantre untuk membeli BBM jenis lain.
Salah satu warga Sambek, Farid, mengaku masih setia menggunakan Pertamax meskipun ada kasus dugaan oplosan. Ia lebih memilih bahan bakar tersebut karena tidak ingin mengantre terlalu lama. Dalam aktivitas sehari-hari, ia juga lebih sering mengisi kendaraannya dengan Pertamax. (FAZ)