Hari Pekerja Migran Sedunia (International Migrant Day) menjadi momentum untuk menegaskan kembali komitmen global terhadap perlindungan dan pemenuhan hak-hak pekerja migran. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Migrant CARE, Wahyu Susilo saat peringatan International Migrants Day 2024 di Hotel Kresna Wonosobo pada Rabu 18 Desember 2024.
Wahyu Susilo menyampaikan, peringatan ini semakin bermakna bersamaan dengan transformasi kelembagaan menjadi Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, serta pengesahan UU No. 59 Tahun 2024 tentang RPJMN, yang menjadi pijakan tata kelola migrasi hingga tahun 2045. Wahyu menyoroti pentingnya pengakuan terhadap kontribusi pekerja migran serta perlunya mengakhiri diskriminasi dan memastikan migrasi berbasis hak.
Wahyu menambahkan, pada kesempatan ini juga diluncurkan sejumlah produk pengetahuan dan publikasi Migrant CARE 2024. Ia mengatakan, kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan dari 7 wilayah kabupaten dampingan Migrant Care yakni, Wonosobo, Jember, Indramayu, Banyuwangi, Kebumen, Lombok Tengah, dan Lembata.
Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan pernyataan sikap yang dibacakan oleh Dewi Srikandi, perwakilan komunitas Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi). Dewi menyampaikan aspirasi pekerja migran kepada pemerintah untuk meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan komunitas mereka. Ia menuturkan, pekerja migran masih menghadapi diskriminasi, kekerasan, hingga perdagangan manusia.
Acara ini diharapkan menjadi langkah nyata untuk mewujudkan tata kelola migrasi yang lebih baik, melindungi hak-hak pekerja migran, dan meningkatkan kesejahteraan mereka.