Sekelompok anggota PKK di Dukuh Sukoyoso, Kelurahan Kramatan berupaya hidupkan kembali tradisi membunyikan lesung atau gejog lesung. Tak lagi untuk menumbuk padi, melainkan melalui pertunjukan musik.
Subari, pengurus sekaligus pelatih kelompok tersebut menjelaskan, ide kegiatan ini muncul ketika ia teringat masa kecilnya sering melihat dan mendengar warga desanya di Rembang menggunakan lesung untuk menumbuk padi. Pada masa kini, alat tradisional tersebut sudah tak lagi digunakan. Maka dari itu, ia ingin melastarikannya.
Dijelaskan Subari, di tempat ia kini menetap Dukuh Sukoyoso, Kelurahan Kramatan tengah mengupayakan wilayahnya menjadi desa seni dan edukasi. Ditambah lagi, terdapat salah seorang warga yang memiliki lesung dan sudah menjadi milik tiga turunan. Dari situ lah, akhirnya ia berinisiatif mengumpulkan sekelompok ibu PKK untuk melestarikan gejog lesung melalui pertunjukan musik.
Gayung bersambut, sebanyak 10 orang anggota PKK pun menerima tawaran Subari untuk berlatih bersama. Dalam satu kelompok dibagi beberapa tugas, yakni penyanyi, penabuh lesung dan penari. Ia mengaku baru beberapa hari latihan telah bisa menampilkan dua hari lagi. Para ibu yang terlibat pun nampak begitu kompak dan antusias pada saat menampilkan pertunjukan musik di hadapan pengunjung Dukuh Sukoyoso, Senin 5 Februari 2024.
Nantinya Subari berencana akan lebih sering berlatih, sehingga bisa membawa kelompok musiknya ke event-event minimal pada saat perayaan 17 Agustus. Sehingga ia berharap banyak generasi muda yang tertarik dengan gejog lesung dan turut melestarikannya.