Bank Sampah Karang Asri, Karang Kajen, Wonosobo berhasil membuktikan bahwa sampah bukan lagi masalah, tetapi bisa menjadi solusi melalui inovasi daur ulang minyak bekas atau jelantah menjadi sabun cuci dan lilin. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan yang berangkat dari kepedulian terhadap pencemaran lingkungan yang salah satunya disebabkan oleh sampah rumah tangga.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Bank Sampah Karang Asri, Wahyu Pragiwati kepada tim jurnalis Radio Pesona FM Wonosobo beberapa waktu lalu. Wahyu menjelaskan, proses pembuatan sabun cuci dari minyak bekas yang dikumpulkan dari rumah tangga direbus pada suhu 90 derajat Celcius, kemudian ditambahkan serai untuk menghilangkan bau tidak sedap dan mencampurkannya dengan arang aktif untuk mengikat zat karsinogen yang berbahaya bagi tubuh. Ia melanjutkan, setelah disaring dan dibiarkan mengendap, minyak tersebut kemudian kembali direbus dan ditambahkan bleaching sebelum akhirnya diolah menjadi sabun cuci batang atau lilin dengan menambahkan aromatik untuk menambah keharuman.
Wahyu mengungkapkan, produk inovatif ini dijual dengan harga terjangkau, dimana sabun cuci dijual seharga Rp2 ribu per batang dan lilin seharga Rp5 ribu per buah. Hasil keuntungan dari penjualan produk ini sangat menguntungkan masyarakat, dimana 70 persen dari keuntungan disalurkan kepada nasabah bank sampah yang merupakan warga sekitar dan sisanya untuk kas bank sampah. Wahyu menuturkan dalam sebulan, pihaknya bisa memproduksi setidaknya 200 batang sabun cuci untuk warga.
Wahyu berharap, kegiatan ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah minyak jelantah yang berpotensi mencemari lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya daur ulang dan penerapan gaya hidup berkelanjutan. Inisiatif Bank Sampah Karang Asri ini diharapkan dapat menginspirasi komunitas lain untuk berinovasi dan berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan.