Bakar Tanah Lab yang bergerak dalam riset pembuatan keramik berusaha menemukan potensi tanah yang ada di dataran tinggi Dieng. Bermula dari ditemukannya arca Ganesha pada tahun 2019 di Dieng Wetan dan ternyata dibawah arca tersebut ditemukan batu bata kuno dan arang. Kemudian muncul pertanyaan, mungkinkah tanah di Dieng memiliki potensi untuk menjadi gerabah ataupun keramik?
Atas dasar itu, Dian Hardiansyah dari Bakar Tanah Lab mengambil beberapa sampel tanah yang pertama dari sekitar candi karena biasanya daerah sekitar candi terdapat kehidupan sosial dan perdagangan. Sampel tanah yang diambil dari Candi Setiaki, Arjuna, dan Bima. Dari beberapa yang paling memiliki potensi untuk dapat diolaj adalah tanah dari Candi Bima karena memiliki kandungan alumina, silika, dan juga SE. Namun ia tidak puas, karena elastisitasnya belum cukup sehingga bisa diretak saat dibentuk.
.jpeg)
Menjawab ketidakpuasan tersebut. akhirnya Bakar Tanah Lab bertemu dengan Azis dari Badan Vulkanologi yang menyarankan bahwa tanah kawah mungkin memiliki potensi lebih tinggi untuk dijadikan gerabah ataupun keramik. Kemudian diambillah tanah dari kawah Sikidang dan Sileri, yang selanjutnya diolah dan diuji di lab LPPT UGM dan dibakar dengan suhu 900 dan 1000 derajat celcius sehingga berhasil dibentuk clupak dan kala. Hasil tersebut disimpulkan bahwa tanah yang paling berpotensi mntuk dijadikan gerabah adalah tanah kawah Sikidang dan Candi Bima.