Sebanyak 99 topeng gagrak Wonosobo dipamerkan dalam gelaran seni budaya di Balai Desa Sruni, Wonosobo, sejak 27 Juli hingga 2 Agustus 2025. Digagas oleh seniman lokal Bondet Lukistyo Adi Wibowo, atau akrab disapa Bowo, pameran ini tak hanya menampilkan karya seni rupa, namun juga memadukan berbagai kesenian seperti tari, musik, hingga pertunjukan bundengan dan konser jazz.
Bowo menyampaikan, topeng gagrak Sruni adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah panjang Wonosobo yang memiliki kekayaan nilai filosofis dan spiritual. Ia menyebut angka 99 dalam pameran dipilih sebagai simbol filosofi Jawa yang sarat makna, sekaligus bentuk penghormatan terhadap warisan budaya lokal. Tak hanya menampilkan karyanya sendiri, Bowo juga mengikutsertakan topeng milik para pengrajin dari berbagai wilayah Wonosobo, termasuk beberapa di antaranya yang berusia lebih dari satu abad.
Pameran ini mendapatkan dukungan penuh dari warga Desa Seni Sruni dan sejumlah komunitas seni, bahkan turut melibatkan seniman internasional. Pada pembukaan, hadir penari asal Ekuador dan perwakilan dari Keraton Yogyakarta. Sementara malam penutupan pada 2 Agustus mendatang akan dimeriahkan dengan tari lengger, bundengan, serta konser musik jazz yang digelar terbuka untuk umum.
Selain menyoroti kekayaan rupa topeng, pameran ini juga mengangkat filosofi mendalam di balik setiap gerak dan bentuk. Bowo menjelaskan, di balik kayu yang membungkam wajah, para penari menyalurkan pesan, yakni sebuah ajakan untuk melihat esensi di balik yang tampak.
Bowo berharap kegiatan ini tak hanya menjadi pertunjukan seni, tapi juga wahana edukatif dan emosional yang mampu menguatkan rasa memiliki masyarakat terhadap budayanya sendiri. Ia bermimpi pameran ini bisa menjadi agenda tahunan dan menjadikan topeng gagrak sebagai ikon kebudayaan Wonosobo yang dikenal dunia.